Dalam ingatan kita, INDONESIA RAJA adalah judul lagu kebangsaan Republik Indonesia dalam ejaan lama. Semangat kebangsaan tersebut menginspirasi upaya kolaborasi dan berjejaring dalam bentuk pertukaran program film pendek Indonesia. Film pendek merupakan produk kreatif yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan keterampilan, sehingga dengan menyaksikan serangkaian film pendek kita dapat melihat pencapaian kreatif, alih teknologi, pendidikan, kepedulian sosial, budaya dan berbagai aspek kehidupan yang terlibat dan terekam dalam sebuah film pendek. INDONESIA RAJA hadir untuk membuka kesempatan dan cara alternatif membaca Indonesia melalui film pendek.
Aceh Film Festival bekerjasama dengan Minikino dan para programmer film yang berkumpul dalam jaringan Indonesia Raja mencoba untuk menghadirkan cara yang berbeda untuk melihat Indonesia. Diluar dari cara arus utama; media mainstream, ceramah nasionalisme ala politisi, media sosial, dan sebagainya, Aceh Film Festival menghadirkan film-film pendek karya sineas-sineas dari berbagai daerah di Indonesia untuk menjadi jembatan bagi tembok-tembok yang dibangun oleh politik praktis, juga memperlihatkan lebih banyak kesamaan antar wilayah di Indonesia ketimbang perbedaan.
Tarek Pukat |
Semua Karena Cinta |
Manyalak |
Ibu |
Astungkara (May it happen by His will) |
Puisi Luka (the windmills never stopped) |
Belajar di Kampung |
Obsesi |
Kala Rau When The Sun Got Eaten |
On That Day I Met Marry |
Gerajak (Turmoil of the Season) |
Ibu Ora Sare (Sleepless Mom) |
Jogja Kronik |
Serpih |
Jambrong & Gondrong |
Lantun Rakyat |
Burn Out |
Robot Mom |
Nebeng (Along The Road) |
Maybe Someday, Another Day, But Not Today |
Selamat Datang di Indonesia (Welcome to Indonesia) |
Hari Sebelum Puasa (It All Ends On The Dining Table) |
Fusion |
What It Takes To Get A Shot |